Bahaya Dan Pencegahan Demam Berdarah (DBD)
LANDASAN TEORI
A. Mengenali Nyamuk Berbahaya
Di Indonesia diperkirakan ada 450 jenis nyamuk dan sebagian adalah sebagai penular beberapa penyakit dan menjadi hama pengganggu kenyamanan manusia. Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus adalah jenis nyamuk penular penyakit demam berdarah dan chikungunya. Nyamuk culex quinquefasciatus adalah pengganggu kenyamanan manusia di daerah perkotaan dengan saluran air limbah yang tersumbat, terutama pada musim kemarau, nyamuk culex quinquefasciatus juga dapat menularkan penyakit kaki gajah. Nyamuk Anopheles Spp. Di Indonesia diketahui ada 16 jenis yang dapat menularkan penyakit malaria.
Demam berdarah merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk yang dapat menularkan penyakit mematikan bukan sembarang nyamuk, Aedes aegypti atau yang di kenal dengan si belang (hitam putih). Si belang merupakan nyamuk”elite” karena nyamuk ini hanya bisa berkembang biak pada tempat penampungan air bersih yang tak beralaskan tanah dan bisa berkembang di dalam dan di luar rumah.
B. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
a. Penyebab DBD
Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, aedes aegypti juga merupakan pembawa virus demam kuning (yellow fever) dan chikungunya. Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa virus dengue, Aedes aegypti merupakan pembawa utama (primary vector) dan bersama Aedes albopictus menciptakan siklus persebaran dengue di desa-desa dan perkotaan. Mengingat keganasan penyakit demam berdarah, masyarakat harus mampu mengenali dan mengetahui cara-cara mengendalikan jenis ini untuk membantu mengurangi persebaran penyakit demam berdarah.
b. Cara Penularan Dan Siklus Hidup
Nyamuk Aedes aegypti menyenangi area yang gelap dan benda-benda berwarna hitam atau merah. Oleh karena itu, nyamuk Aedes aegypti banyak di temukan di bawah meja, bangku, kamar yang gelap, atau di balik baju-baju yang di gantung. Aedes aegypti bersifat aktif pada pagi hingga sore hari. Umumnya nyamuk Aedes aegypti menggigit pada siang hari (pukul 09.00-10.00) dan sore hari (pukul 16.00-17.00). Demam berdarah kerap menyerang anak-anak karena anak-anak cenderung duduk di dalam kelas selama pagi hingga siang hari dan kaki mereka yang tersembunyi di bawah meja menjadi sasaran nyamuk jenis ini. Kemampuan terbang nyamuk mencapai radius 100-200 meter. Oleh sebab itu, jika di suatu lingkungan terdapat pasien DBD, masyarakat yang berada pada radius 100-200 meter dari lokasi pasien harus waspada karena nyamuk dapat menyebarkan virus DBD dalam jangkauan tersebut.
Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang menghisap darah. Hal itu dilakukan untuk memperoleh asupan protein yang di perlukan untuk memproduksi telur. Nyamuk jantan tidak membutuhkan darah dan memperoleh energi dari nekta bunga ataupun tumbuhan.
Infeksi virus dalam tubuh nyamuk dapat mengakibatkan perubahan perilaku yang mengarah pada peningkatan kompetensi vektor, yaitu kemampuan nyamuk menyebarkan virus. Infeksi virus dapat mengakibatkan nyamuk kurang handal dalam menghisap darah, sehingga berulang kali menusukkan alat penghisap (proboscis-nya), namun tidak berhasil menghisap darah sehingga nyamuk berpindah dari satu orang ke orang lain. Akibatnya, resiko penularan virus menjadi semakin besar.
c. Tanda Terjangkit DBD
Gejala penyakit demam berdarah sifatnya tidak khas dan speseifik. Tanda dan gejala yang di timbulkan dapat bervariasi pada tiap penderita berdasarkan derajat yang di alaminya. Pada umumnya, tanda-tanda dan gejala yang di alami oleh penderita adalah :
1. Penderita mengalami demam tinggi.
2. Penderita mengalami pendarahan pada bintik-bintik merah pada kulit.
3. Penderita mengalami keluhan pada saluran pernapasan.
4. Penderita mengalami keluhan pada saluran pencernaan.
5. Penderita biasanya merasakan sakit pada waktu menelan.
6. Penderita mengalami keluhan pada bagian tubuh yang lain misalnya, nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot, tulang, sendi, dan ulu hati, serta pegal-pegal di seluruh tubuh.
7. Penderita dapat mengalami pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening, yang akan kembali normal pada masa penyembuhan.
8. Pada keadaan yang parah, penderita dapat mengalami keadaan renjatan atau shock, yang di kenal dengan dengue shock syndrome atau DSS.
Terdapat tiga fase perjalanan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), yaitu fase demam(fase ini berlangsung antara 2-7 hari), fase kritis(fase ini berlangsung antara 24-28 jam), dan fase penyembuhan(fase ini berlangsung antara 2-7 hari).
1. Fase Demam
Pada fase ini, diperlukan pengobatan yang dilakukan untuk menghilangkan gejala saja, seperti menurunkan demam atau meningkatkan perbaikan kondisi penderita Demam Berdarah Dengue (DBD). Selama fase ini, sulit di bedakan antara demam dengue dengan Demam Berdarah Dengue (DBD). Setelah penderita demam dengue terbebas dari demam 24 jam tanpa obat penurun panas, ia akan memasuki fase penyembuhan. Namun, pada penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) setelah fase demam selesai, justru akan memasuki fase kritis, dan pada keadaan yang lebih parah penderita akan jatuh pada keadaan shock yang disebut dengan dengue shock syndrome. Pada fase demam ini terjadi, pemberian cairan yang memadai sangat di perlukan untuk mencegah terjadinya kekurangan cairan pada tubuh penderita.
2. Fase Kritis
Ketika fase ini terjadi penderita tidak memungkinkan untuk di rawat di rumah, tetapi harus di rawat di rumah sakit karena membutuhkan penanganan yang intensif. Fase ini pada umumnya di mulai pada hari ke tiga sampai dengan hari ke lima sejak di ketahui adanya demam atau panas yang pertama kali. Fase kritis ini berlangsung selama kurang lebih 24-48 jam. Fase kritis merupakan fase yang sangat menentukan, karena apabila penderita berhasil melewati fase kritis maka ia akan memasuki fase penyembuhan. Tetapi, jika fase kritis ini tidak mampu di atasi, maka penderita akan mengalami keadaan yang fatal. Pemantauan terhadap keadaan penderita, harus selalu di lakukan secara berkala oleh perawat. Biasanya pada keadaan ini juga terjadi penurunan kadar trombosit yang memungkinkan penderita mengalami pendarahan baik melalui mulut, hidung dan pencernaan. Pada saat kondisi ini terjadi, seringkali penderita memerlukan transfusi darah sehingga perlu disiapkan donor darah. Apabila pemantauan nilai trombosit dan nilai hematokrit telah menunjukan hasil yang normal, maka penderita sudah memasuki fase penyembuhan.
3. Fase Penyembuhan
Umumnya penderita DBD yang telah berhasil melewati fase kritis akan sembuh tanpa komplikasi dalam waktu kurang lebih 24-48 jam setelah shock. Keadaan ini di tandai dengan kondisi umum penderita yang mulai membaik, nafsu makan yang mulai meningkat, dan mulai stabilnya suhu tubuh, denyut nadi, pernapasan, dan tekanan darah. Pada fase ini, pemberian cairan infus akan di hentikan, diganti dengan pemberian nutrisi lewat mulut secara optimal. Asupan makanan yang mengandung nilai gizi yang tinggi sangat diperlukan untuk memperbaiki daya tahan tubuh.
C. Dampak Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue(DBD) yang diakibatkan karena gigitan nyamuk Aedes aegypty, penyakit ini merupakan penyakit paling ditakuti karena berujung pada kematian. Gejala penyakit yang paling banyak menyerang kelompok 5-9 tahun itu berupa demam tinggi mendadak selama 2-7 hari dan disertai dengan pembesaran hati dan menurunnya denyut nadi. Namun, gejala yang paling ditakuti adalah terjadinya pendarahan dan kebocoran plasma akibat destruksi trombosit dalam darah meningkat dan bagi penderita akan mengalami shock. Merosotnya jumlah trombosit perlu cepat di tangani karena di situlah kunci utama mnghindari kematian.
D. Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Cara pencegahan DBD yakni dengan memutus matarantai sebaran nyamuk penyebab DBD. DBD dapat di cegah dengan memberantas jentik-jentik nyamuk Aedes aegypty dengan cara melakukan PSN (pembersihan sarang nyamuk) dengan cara sebagai berikut :
• Bersihkan tempat penyimpanan air seperti : bak mandi/wc,vas bunga, drum, dan lain-lain sekurang-kurangnya seminggu sekali.
• Tutup rapat tempat penampungan air agar nyamuk tidak dapat masuk dan berkembangbiak.
• Kubur atau buang barang-barang bekas, seperti :kaleng bekas, ban bekas, botol-botol bekas dan lain-lain yang dapat menampung air hujan, agar tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk.
• Lipat pakaian/kain yang bergantung dalam kamar agar nyamuk tidak hinggap di situ.
• Untuk tempat-tempat air yang tidak mungkin atau sulit dikuras, taburkan bubuk abate ke dalam genangan air tersebut untuk membunuh jentik-jentik nyamuk, ulangi setiap 2-3 bulan sekali.
• Melakukan pengasapan (fogging) untuk mengendalikan DBD dan mengurangi penularan sampai batas waktu tertentu.
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari karya tulis ini adalah :
1. Nyamuk Aedes Aegypty berkembang biak di air bersih yang tidak terusik, seperti vas bunga, dispenser air galon, penampungan lemari es, pipa paralon.
2. Penyebab penyakit demam berdarah adalah gigitan dari nyamuk Aedes aegypty yang membawa virus dengue
3. Umumnya nyamuk Aedes aegypti menggigit pada siang hari (pukul 09.00-10.00) dan sore hari (pukul 16.00-17.00), dan Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang menghisap darah.
4. Gejala penyakit demam berdarah sifatnya tidak khas dan speseifik. Tanda dan gejala yang di timbulkan dapat bervariasi pada tiap penderita berdasarkan derajat yang di alaminya.
5. Penyakit demam berdarah merupakan penyakit paling ditakuti karena berujung pada kematian. Dan gejala penyakit demam berdarah paling banyak menyerang kelompok 5-9 tahun.
6. Pencegahan demam berdarah dapat dilakukan dengan memutus matarantai sebaran nyamuk penyebab DBD.
B. Saran
Melalui karya tulis ini penulis menyarankan kepada masyarakat untuk :
1. Selalu waspada terhadap serangan nyamuk, terutama pada saat pagi hingga sore hari karena pada saat itulah nyamuk DBD menyerang.
2. Menjaga lingkungan agar selalu bersih dan rapi, di area dalam rumah maupun di sekitaran luar rumah.
3. Menguras bak mandi, untuk memastikan tidak adanya larva nyamuk yang berkembang di dalam air. Serta menutup tempat penampungan air supaya tidak ada nyamuk yang memiliki akses untuk bertelur. Dan mengubur barang-barang bekas sehingga tidak dapat menampung air hujan.
semoga kita bisa menjaga lingkungan tetap bersih untuk cegah penyakit demam berdarah khususnya dirumah dan lingkungan sekitar. terima kasih
BalasHapus